Minggu, 12 Februari 2017

Petunjuk Al-Quran Tentang Makhluk Berakal di Luar Planet Bumi

Petunjuk Al-Quran Tentang Makhluk Berakal di Luar Planet Bumi
Adapun petunjuk Al-Qur’an tentang makhluk berakal di luar planet Bumi yaitu:
1. Makhluk berakal di luar planet Bumi ini yang ada menurut Al-Qur’an yaitu jin, malaikat dan juga iblis. Terkadang kita sering sekali melihat orang yang sudah meninggal atau penghuni tempat yang sering disebut sebagai hantu. Sesungguhnya hal itu merupakan penampakan jin atau iblis yang sering menggoda manusia. Begitu pula hal-hal yang terkadang tidak masuk akal namun ada yang melihatnya.
2. Mempercayai adanya alien memang bukan hal yang berdosa atau salah. Terlepas dari ada atau tidaknya makhluk itu didalam atau luar Bumi. Hal ini telah dijelaskan dalam al Qur’an bahwa segala sesuatu yang ada di Bumi dan langit milik Allah. Yang terpenting adalah kita harus mempercayai makhluk berakal yang ada di langit pun ada.
3. Dalam al Qur’an telah dijelaskan bahwa ada daabah sejenis hewan melata atau yang sering disebut “Man”. "Man" disini ada ciri khususnya yang dapat Anda ketahui sebagai pemahaman agar dapat mengetahuinya.
  Adapun ciri-ciri Man tersebut yaitu:
  • Bersujud yang menandakan taat kepada Allah
  • Bersujud kepada Allah namun dalam keadaan terpaksa
  • Dan juga mereka memiliki bayang-bayang
4. Apabila dijelaskan dalam keadaan yang selalu taat kepada Allah maka hal ini sering kita sebut sebagai malaikat. Malaikat memang diciptakan untuk taat tanpa ada tentangan atau pun bayang-bayang. Untuk itu Man yang pertama bisa dikatakan sebagai malaikat.
5. "Man" yang dikataan terpaksa sering disebut dengan panggilan iblis. Iblis diciptakan dari api dan salah satu makhluk yang tidak pernah taat. Sehingga tugasnya adalah mengganggu manusia untuk berbuat kejahatan. Dan karena telah mengganggu manusia dan bersifat tidak taat maka nerakalah tempat kembali selama-lamanya.
6. "Man" yang terakhir dalam keadaan bayang-bayang yaitu jin. Jin inilah yang terbagi menjadi dua jenis ada yang taat dan juga yang ingkar. Maka jin bisa dikatakan sebagai manusia yang memiliki keanekaragaman taat dan tidak.
7. Penjelasan Al-Qur’an lainnya adalah mengenai “Maa” yang berarti makhluk melata yang ada dilangit dan juga di Bumi. Hanya kuasaNya lah dan juga waktu yang akan menentukan mengenai makhluk diatas langit dan juga di Bumi. Apakah makhluk tersebut adalah alien atau bukan belum ada yang mengetahuinya. Nanti pada tahun-tahun mendatang jika peralatan sudah canggih kita dapat mengetahui mengenai semua itu. Hal ini karena beberapa pernyataan yang belum ditemukan jawabannya adalah adanya oksigen dan juga air diluar planet bumi. Jika hal ini ada berarti ada kehidupan diluar Bumi yang belum kita ketahui.
Setelah mengetahui mengenai petunjuk Al-Qur’an tentang makhluk berakal di luar planet bumi semua rahasia Illahi ini yang harus kita selalu imani. Perkembangan tekhnologi pun telah mengungkap kebenaran hakiki yang ada didalam Al-Qur’an mengenai dunia dan seisinya. Selain itu semuanya atas kekuasaan Allah yang menciptakan langit, Bumi dan seisinya. Adapun yang harus kita lakukan sebagai hambanya yaitu:
  • Selalu mengimani bahwa makhluk diluar planet Bumi ada dan menyakininya. Terlebih bagi umat Islam yang telah tergambar jelas segalanya mulai dari yang ada didalam bumi hingga yang ada dilangit. Ada beberapa contoh yang ada dibumi dan dilangit misalnya saja mengenai pertemuan laut dan sungai namun tetap tidak bercampur. Hingga yang kelangit adalah adanya makhluk dilangit yang belum kita ketahui saat ini.
  • Menggali dan mempelajari Al-Qur’an agar kita memahami dan juga mengerti mengenai semuanya. Semua telah dijelaskan dari Al-Qur’an yang merupakan kalam Illahi. Dengan mengerti maka kita akan mengetahui kebenaran Al-Qur’an.
  • Semua yang ada dialam semesta telah tercantum dan jaminan keaslian Al-Qur’an hingga hari akhir atau kiamat nanti. Semua telah tercantum didalamnya dan tak ada keraguan didalamnya. Terjaga keasliannya sehingga membahas semua mengenai Bumi dan seisinya termasuk alien.
Setelah Anda mengetahui mengenai petunjuk Al-Qur’an tentang makhluk berakal di luar planet bumi. Maka penjelasan tersebut akan semakin jelas jika Anda membaca tafsir Al-Qur’an. Didalamnya telah dijabarkan secara nyata mengenai semua yang ada di Bumi ini.

Surat Al-Mujadilah Ayat 11 tentang Ilmu Pengetahuan




 

Surat al-Mujadilah ayat 11:


 
 
 
 
 
Terjemahan:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ”Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S.al-Mujadilah [58]: 11)
Terjemahan Kata Perkata Surat Al-Mujadilah ayat 11:
1. إِذَا قِيلَ لَكُمْ         : apabila dikatakan kepadamu
2. تَفَسَّحُوا             : berilah kelapangan
3. فِي الْمَجَالِسِ       : dalam majelis
4. فَافْسَحُوا             : maka lapangkanlah
5. يَفْسَحِ اللَّهُ            : niscaya Allah akan memberi kelapangan
6. لَكُمْ                   : kepadamu
7. وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا    : dan apabila dikatakan berdirilah kamu
8. فَانشُزُوا             : maka berdirilah
9. يَرْفَعِ اللَّهُ             : Allah akan mengangkat
10. الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ  : orang-orang yang beriman di antaramu
11. وَالَّذِينَ              : dan orang-orang
12. أُوتُوا الْعِلْمَ         : yang diberi ilmu
13. دَرَجَاتٍ            : beberapa derajat
14. بِمَا                  : dengan apa yang
15. تَعْمَلُونَ             : kamu kerjakan
16. خَبِيرٌ                : Mahateliti

Isi Kandungan Surat Al-Mujadilah Ayat 11:
 
    Asbabun nuzul surat al-Mujadilah ayat 11 ini menurut para ahli tafsir adalah berkaitan dengan sikap melapangkan dalam bermajelis. Ibnu ‘Abbas memberi penjelasan tentang sebab turunnya ayat ini. Menurutnya, turunnya ayat ini bertepatan ketika Rasulullah saw. dan para sahabat sedang berada dalam majelis kemudian datang Sabit bin Qais. Oleh karena pendengaran Sabit sudah agak terganggu, ia memilih masuk dalam majelis dan mendekati Rasulullah saw. Di antara para sahabat ada yang secara sukarela memberikan kesempatan, tetapi ada juga yang menolak.

IMAN KEPADA NABI DAN RASUL

Pengertian Nabi dan Rasul

Nabi dalam bahasa arab berasal dari kata naba.Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita lewat wahyu. Sedangkan Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i  yang masyhur, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya.
Jadi perbedaan antara Nabi dan Rasul :
·         Nabi adalah Orang yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu, tetapi tidak wajib mengerjakan dan menyampaikan kepada umatnya. 
·         Rasul adalah Orang yang menyampaikan terpilih dan diangkat oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dan berkewajiban dan mengajarkan kepada umatnya. Dan khusus Rasul Muhammad SAW diwajibkan menyampaikan kepada seluruh umat manusia dan syari’atnya berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
Dengan demikian iman kepada Rasul berarti menyakini bahwa Allah telah  memilih orang-orang terbaik-Nya untuk menjadi Nabi atau Rasul. Termasuk didalamnya keyakinan bahwa para Nabi dan Rasul itu menyampaikan petunjuk, perintah, larangan dan peringatan- peringatan Allah kepada umat manusia, serta memberikan contoh perilaku terpuji seperti yang telah mereka amalkan.

Oleh sebab itu kita sebagai umat muslim kita harus beriman kepada Rasul karena Rasul itu adalah utusan Allah SWT. Sebagaimana kewajiban seorang mukmin kepada Rasulullah SAW yaitu :
  1. Mengimaninya
    Banyak ayat yang menyebutkan iman kepada Allahdan Rasulnya, secara bersamaan. Ini artinya bahwa iman Kepada Rasul tidak bisa dipisahkan dengan iman kepada Allah. Keislaman seseorang dianggap batal bila hanya iman kepada Allah tapi tidak iman kepada Rasul, disebut inkaru sunnah.
  2. Mencintainya
    Iman seseorang dinggap sempurna bila ia telah mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih besar cintanya kepada yang lain bahkan kepada dirinya sendiri.
  3. Mengagungkanya
    Jasa dan pengorbanannya untuk umant ini berikut sifat-sifat kesempurnaan yang Allah berikan kepadanya membuatnya layak untuk diagungkan. Namun pengagungan ini tidak boleh melampaui batas karena Islam melarang kultus.
  4. Membelanya
    Membelanya adalah kewajiban mukmin. Caranya, dengan ittiba’ kehidupannya, maka Allah pasti akan memberi pengahargaan atasnya.
Adapun inti dari keimanan terhadap Rasul, bagi orang islam yaitu, menyakini bahwa Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang di utus Allah untuk memperbaiki akhlak manusia dengan ajaran  Al-qur’an. Kemudian keimanan atas kerasulan Muhammad SAW adalah keyakinan bahwa beliau adalah Rasul terakhir dan Al-qur’an yang beliau bawakan adalah firman Allah.

Oleh sebab itu, seorang muslim wajib menjadikan Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah dalam seluruh aspek kehidupan. Beriman kepada Rasul menurut Ibnu Saleh al-Utsimin mengandung empat unsur yaitu :
1.      Meyakini sepenuh hati bahwa risalah yang dibawa Nabi adalah bersumber dari Allah SWT.
2.      Meyakini bahwa beberapa Nabi seperti Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as,Nabi Musa as,Nabi Isa as, Nabi Nuh as merupakan “ Rasul Ulul Azmi “.
3.      Membenarkan semua yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada kita.
4.      Mengamalkan syari’at yang dibawa Nabi.

Sabtu, 11 Februari 2017

 

Zina menurut pandangan agama

Islam

Dalam agama Islam, pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua, yaitu pezina muhshan dan Ghayru Muhshan. Pezina Muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah atau sudah menikah (Selingkuh), sedangkan pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah menikah dan tidak memiliki pasangan sah (fornikasi).

Diriwayatkan dalam hadits:
"Ada seorang laki-laki yang datang kepada rasulullah. Ketika dia sedang berada di dalam masjid. Laki-laki itu memanggil-manggil rasulullah seraya mengatakan, "Hai rasulullah aku telah berbuat zina, tetapi aku menyesal." Ucapan itu diulanginya sampai empat kali. Setelah rasulullah mendengar pernyataan yang sudah empat kali diulangi itu, lalu dia pun memanggilnya, seraya berkata, "Apakah engkau ini gila?" "Tidak.", jawab laki-laki itu. Nabi bertanya lagi, "Adakah engkau ini orang yang muhsan?" "Ya.", jawabnya. Kemudian, rasulullah bersabda lagi, "Bawalah laki-laki ini dan langsung rajam oleh kamu sekalian."
— H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. Dalam agama Islam, aktivitas-aktivitas seksual oleh lelaki/perempuan yang telah menikah dengan lelaki/perempuan yang bukan suami/istri sahnya, termasuk perzinaan. Dalam Alquran, dikatakan bahwa semua orang Muslim percaya bahwa berzina adalah dosa besar dan dilarang oleh Allah s.w.t.

Tentang perzinaan di dalam Al-Qur'an disebutkan di dalam ayat-ayat:

"...dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."


"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman."
— An-Nur 24:2
Hukuman

 Menurut agama Islam untuk para pezina adalah sebagai berikut:
  • Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela (tidak dipaksa atau tidak diperkosa), mereka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam.
  • Jika pelakunya belum menikah, maka mereka didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama setahun.
Hukum di atas berdasarkan hadits:
Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka. Jejaka yang berzina dengan gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan orang yang telah menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam."
— H.R. Muslim dari Ubadah bin Samit